Replikasi DNA Semikonservatif pada Bakteri: Percobaan Meselson-Stahl


Pada replikasi DNA, sekali replikasi DNA itu dimulai, dua benang polinukleotida heliks yang asli akan terlepas, paling sedikit secara lokal, sehingga masing-masing dapat bertindak sebagai pencetak benang baru. Ramalan yang segera mengikuti gagasan ini adalah : kedua dupleks yang dihasilkan dari replikasi seharusnya bersifat bastar,  masing-masing mengandung selembar benang lama yang berasal dari molekul asli dan selembar benang baru yang dibentuk selama proses replikasi.

Percobaan cara replikasi DNA muncul pada tahun 1958 dari M. Meselson dan F. Stahl. Mereka menggunakan kenyataan bahwa bila sel ditumbuhkan dalam medium yang mengandung 15N, isotop berat nitrogen, DNA sel akan menjadi lebih berat daripada DNA biasa, dan perbedaan bobot ini dapat diketahui dengan sentrifugasi dalam gradien CsCl (lihat ini juga yee). Dengan menumbuhkan E. coli dalam isotop 15N sampai beberapa generasi, Meselson dan Stahl memperoleh populasi sel yang berisi molekul-molekul berlabel 15N seluruhnya. DNA dari sel-sel ini ternyata menunjukkan kepadatan elastis seperti yang diharapkan dari DNA berlabel 15N. Kemudian sel-sel tersebut dipindahkan ke medium yang berisi 14N sebagai sumber nitrogen.

Diketahui bahwa sesudah satu kali putaran replikasi, DNA pada sel-sel anak tidak  mempunyai kepadatan baik 15N asli ataupun 14N murni. Justru ditemukan satu jenis tunggal dengan kepadatan pertengahan bastar 15N-14N, tepat seperti yang diharapkan dari replikasi yang diajukan oleh Watson dan Crick. Bila anak sel kemudian dibiarkan untuk membelah diri lagi, dua jenis DNA timbul di dalam gradien: kira-kira setengah DNA menunjukkan kepadatan Bastar 15N-14N, sedangkan sisanya menunjukkan kepadatan 14N murni. Sementara sel terus membelah diri di dalam medium 14N, perbandingan DNA menunjukkan makin meningkatnya kepadatan 14 dalam populasi, tetapi untuk banyak generasi, gelang samar-samar terlihat pada posisi DNA 15N-14N di dalam gradien.

bisa liat nyang nni juga

Sentrifugasi Gradien CsCl


Bila larutan pekat CsCl disentrifugasi dengan kecepatan tinggi untuk beberapa jam, gaya sentrifugal akan mendorong CsCl untuk mengendap ke dasar tabung, suatu proses yang akan dilawan dengan difusi kembali CsCl ke arah puncak tabung. Akhirnya pada keadaan seimbang, proses yang melawan ini akan menjadi berimbang, dan gradien konsentrasi CsCl yang stabil akan tercapai yang didalamnya akan diperoleh peningkatan CsCl secara progresif dari puncak ke dasar tabung. Sebaliknya, kepadatan larutan pada masing-masing posisi pada gradien adalah sebanding dengan konsentrasi CsCl-nya.

 

Bila potongan-potongan DNA dicampurkan dengan CsCl dan keduanya disentrifugasi sampai keadaan seimbang, masing-masing potongan akan cenderung untuk berpindah dan menjadi terkumpul pada daerah gradien yang kepadatannya larutannya cocok dengan kepadatan mengambang DNA. Jadi, bila semua potongan dalam suatu cuplikan mempunyai kepadatan mengambang bersih yang sama, satu gelang tunggal DNA akan membentuk gradien, sedangkan bila potongan-potongan itu berbeda menyolok dalam kepadatannya, akan terbentuk dua gelang atau lebih. Untuk memperlihatkan posisi dan lebarnya berbagau gelang, diambil kesempatan dengan adanya kenyataan bahwa asam nukleat menyerap cahaya ultraiolet pada 260 nm dan dapat dideteksi dengan alat-alat optik. Kemudian nilai-nilai kepadatan mengembang tiap-tiap kelas fragmen dapat dihitung.

biosintesis protein


BIOSINTESIS PROTEIN

A.    PROTEIN

Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang sulfur serta fosfor.

Protein merupakan salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Setiap sel dalam tubuh kita mengandung protein, termasuk kulit, tulang, otot, kuku, rambut, air liur, darah, hormon, dan enzim. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar kedua setelah air. Diperkirakan 50% berat kering sel dalam jaringan hati dan daging terdiri dari protein. Sedangkan dalam tenunan daging segar sekitar 20%.

Protein ditemukan dalam berbagai jenis bahan makanan, mulai dari kacang-kacangan, biji-bijian, daging unggas, seafood, daging ternak, sampai produk susu. Buah dan sayuran memberikan sedikit protein. Pemilihan sumber protein ini harus bijaksana, karena banyak makanan yang tinggi protein juga tinggi lemak dan kolesterol. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular.

Beberapa protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh a dan b-keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen. Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan struktural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya mengalami kerusakan.

 

B.     SINTESIS PROTEIN

Tahap-tahap dalam sintesis protein, secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu transkripsi dan translasi. Baik transkripsi maupun translasi, masing-masing dibagi dibagi lagi menjadi 3 tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

Transkripsi

Transkripsi adalah proses sintesis RNA dengan menggunakan DNA sebagai cetakan. DNA berlaku sebagai arsitek yang merancang pola penyusunan protein sedangkan RNA yang akan menjadi duta sebagai pembawa informasi genetik berupa kode kode genetik atau kodon-kodon.

RNA hasil transkripsi salah satunya adalah m RNA yang akan berperan sebagai cetakan protein. Basa mRNA akan membetuk rangkaian kodon  (adalah rangkaian 3 basa yang berdampingan pada mRNA yang menyandikan satu asam amino). Pesan genetik mRNA diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino berdasarkan sandi genetik.

  • Hal yang perlu diketahui pada proses transkripsi :
    • Promotor site, adalah titik awal proses transkripsi dimana promotor merupakan rangkaian nukleotida yang dikenali oleh transkriptase /enzim RNA Polimerase dan  tempat melekat dan mulainya proses transkripsi. Pada promotor ditemui 3 titik penting yang berkaitan dengan proses transkripsi, yaitu:

–       Titik isyarat awal, merupakan daerah yang menunjukkan faktor sigma. Yang memberitahukan bahwa dihilir ada  utas DNA yang harus ditranskrip sikan

–       Daerah penempelan, dihilir ditemukan suatu tempat daerah pelekatan enzim transkriptase yang tersusun oleh 7 pasangan basa dengan rangkaian konsensus yang kadang sering disebut kotak pribnow ( pasangan basa AT ) ps bs kaya akan A-T yang lebih mudah terdenaturasi ( lebih mudah membuka pilinan double heliks ) dibandingkan ps bs G-C.

–       Titik awal transkripsi, Merupakan nukleotida DNA pertama yang ditranskripsikan kedalam nukleotida RNA. Pada titik pelekatan ini transkripstase akan berasosiasi erat dengan DNA dan Ribonuleotide akan masuk untuk berpasangan dengan utas cetakan. Titik permulaan biasanya  (90%) merupakan suatu basa Purin

  • Enzim RNA Polimerase, sering disebut dengan RNA Transkriptase untuk membedakannya dengan RNA yang bertugas dalam proses Replikasi.Enzim ini sering dijadikan model suatu organisme. Enzim ini tersusun atas struktur yang kompleks (tersusun atas  +  15 subunit – subunit) aktif yang disebut Holoenzim. Holoenzim terdiri dari enzim inti dan faktor σ (sigma ).

–       Enzim inti : Mengkatalisis sintesis RNA

–       Faktor σ (sigma ) : Mengenali tanda awal transkripsi yang terdapat pada utas DNA cetakan.

–       Sub unit – sub unit ini tidak disatukan dengan ikatan kovalen tetapi dengan ikatan sekunder

  • Antisense ( – ) strand. DNA adalah double strand pada proses transkripsi salah satu dari utas DNA akan menjadi cetakan/template. Sedangkan utas yang satunya akan menjadi utas pendamping  (utas antipararel) bagi utas cetaka. Rangkaian nukleotida RNA yang disintesis merupakan utas anti pararel terhadap utas cetakan atau sama dengan utas pendamping. Utas cetakan disebut Antisense strand (-). Utas yang tidak digunakan sebagai cetakan disebut Antisense strand (+).
  • Terminator. Rangkaian nukleotida pada DNA yang mengisyaratkan bahwa transkripsi harus berakhir. Semua terminator pada prokariot mengandung rangkaian polidrom , tepat sebelum titik penutup. Polidrom adalah dua rangkaian pasangan nukleotida yang terpasang terbalik yang dipisahkan oleh rangkaian nukleotida dengan jarak kecil. Titik penutup adalah pasangan basa AT. Terminator akan menghasilkan RNA dengan struktur pada ujungnya berupa jepitan rambut yang terbentuk akibat adanya pasangan antipararel antara nukleotida ulang terbalik. Disamping itu terbentuk juga utas /rangkaian poli U. Utas jepit rambut berfungsi untuk mengurangi kecepatan atau bahkan menghentikan kerja transkriptase menjelang proses akhir transkripsi.
  • Terminologi / Tahap transkripsi
    • Inisiasi
    • Elongasi
    • Terminasi

1. Inisiasi

Proses penempelan kompleks RNA polimerase pada promotor site.

2. Elongasi

Setelah terjadi proses inisiasi subunit σ (faktor sigma) akan melepaskan diri dan sintesis RNA dilanjutkan oleh Core enzim (enzim yang tidak mengandung faktor sigma) menggunakan utas cetakan arah 51 – 31 dan membutuhkan 4 macam nukleosida (ribonukleosida 51trifosfat) yaitu : r-ATP, r-CTP, r-GTP, r-UTP.

3. Terminasi

Transkripsi berlangsung sampai ditemukannya tanda untuk berhenti. Tanda terminasi yang sederhana adalah bagian DNA yang dengan urutan basa GC disebut palidrome dan diikuti oleh bagian DNA yang kaya akan basa AT. Bila genom tidak mengandung palidrome maka terminasi menggunakan protein Rho.

 Translasi

Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.

1. Inisiasi

Tahap inisiasi terjadi jika adanya tiga komponen, yaitu mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.  mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma di datangi oleh ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNAmasuk ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan dagingnya adalah “ribosomnya”.

Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misalnya kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.

2. Elongasi

Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.

Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribosom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.

Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.

3. Terminasi

Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.

TUGAS UTS TTT


NAMA : NIA YUDHA YANTI

NIM : 09620056

KELAS : B

PTERIS

Pteris sp. merupakan paku tanah. Tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini adalah paku-paku yang hidup di tanah, tembok dan tebing terjal. Tumbuhan ini termasuk herba atau berkayu, akarnya merupakan akar serabut.

Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi telah jelas adanya akar, batang dan daun.

Menurut etimologi bahasa Yunani Pteris atau pakis, adalah pteron, yang berarti sayap atau bulu, dan mengacu pada bentuk pinnae, memberikan ciri khas daun yang mirip dengan bulu. Tapi kata pteris ini digunakan oleh orang Yunani kuno untuk pakis pada umumnya. Pteris merupakan genus dari sekitar 280 spesies pakis, hidup pada daerah yang hangat dan daerah-daerah tropis dan subtropis di dunia.

Pteris vittata

KLASIFIKASI

Kingdom Plantae
Sub-Kingdom Tracheobionta
Divisi Pteridophyta
Class Pteridopsida
Order Pteridales
Family Pteridaceae
Genus Pteris
Species Pteris sp.

DESKRIPSI MORFOLOGI

AKAR
Akar paku ini adalah serabut yang tidak bercabang atau monopodial. Terletak pada seluruh permukaan rimpang, bentuk akar tipis dan kasar berwarna coklat.

BATANG
Batang Pteris sp. berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku, permukaan pada batangnya halus tetapi perlu diketahui bahwa batang paku-pakuan tidak selalu halus, tetapi kadang-kadang dihiasi dengan bentukan seperti rambut atau sisik berwarna hitam atau coklat, lapisan lilin dan sisa-sisa tangkai. Pada batangnya tidak di terdapat rambut, ukuran batangnya biasanya sekitar ±40 cm, dan diameternya adalah ±25cm. Ukurang batang pada paku-pakuan sangat bervariasi dari beberapa millimeter (mm) sampai beberapa centimeter (cm), warna batang Pteris sp. hijau kecoklatan. Dan bentuk percabangannya adalah percabangan menyirip.

DAUN
Jenis daun Pteris sp. adalah majemuk menyirip, tepi daunya halus atau tidak bergerigi, tepi daunnya rata. Terdapat ental, pada kelompok paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang berbeda dengan daun tumbuh-tumbuhan lainya, sehingga biasa disebut ental (frond). Bentuk daunya memanjang, berukuran ±3,5 cm, daun paku-pakuan sangat bervariasi ukurannya dari yang berukuran beberapa milimeter (mm) sampai berukuran centimeter (cm). Daun Pteris sp. tergolong anisofil yaitu daunya terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lainnya.

Gb. peruratan daun
Warna daun pada Pteris sp. adalah hijau tua, peruratan (vernasi) menyirip, ujung-ujungnya bergabung dengan urat lain sehingga memperlihatkan garis yang dekat dengan tepi.
Tekstur daun adalah helaian atau seperti selaput (tekstur daun tumbuhan paku bervariasi seperti selaput atau helaian atau seperti selaput tebal atau kulit). Permukaan daunnya halus atau gundul. Tangkai daun berukuran ±28cm.

Ciri-ciri khusus
Pteris sp. termasuk dimorfisme yaitu, antara sporofil dan tropofil dalam satu individu berbeda bentuk atau ukuranya. Daun tropofil adalah daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis sedangkan daun sporofil merupakan penghasil spora.

SISTEM REPRODUKSI

SPORA
Sporofil

Susunan sporofil pada sporofit bervariasi, mulai dari yang tidak berkelompok sampai yang berkelompok. Sporofil yang berkelompok ada yang tersusun antara lain longgar dan tidak longgar

Kumpulan sporangium (sorus) berada pada bagian tepi bawah daun, sorus berwarna coklat dan terletak berjejer
Sporangium merupakan kapsul yang berbentuk kanta dwicembung. Dinding sporangium terdiri satu atau beberapa lapisan sel , kecuali pada bagian tepinya terdapat suatu lapisan sel berdinding tebal yang mengelilingi sebagian kapsul yang dinamakan anulus. Pada bagian ujung lingkaran terdapat satu kumpulan sel yang pipih yang dikenali sebagai stomium. Apabila sporangium masak sel stomium akan pecah dan membebaskan spora yang terdapat didalamnya.
Sporangium pada Pteris sp. berbentuk seperti jantung atau agak bulat atau oval. Indisiumnya berbentuk menyerupai cangkir.

Gb. Spora pada daun
Sorus merupakan satu untaian (nama khasnya spika) seperti yang ditemui pada Ophioglossum, atau berbentuk garis panjang seperti pada genus Pteris atau yang bulat seperti genus Phymatodes. Kedudukan dan susunan sorus amat penting karena ia akan menentukan genus dan spesis paku – pakis.

Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda. Ada sorus yang tidak dilindungi oleh indusium yang dikenali sebagai sorus yang telanjang. Sementara yang dilengkapi dengan indusium terdapat dua jenis. Jenis yang pertama dinamakan indusium sejati yang mana lapisan tisunya berupa penutup melengkok terdiri daripada dua ruangan dengan bahagian tengah berhubungan dan mengikatkannya kepada permukaan daun. Manakala lapisan pelindung yang hanya berupa pelebaran dari bahagian tepi daun yang bengkok dinamakan indusium palsu (Vaizatun, 2009).

Reproduksi tumbuhan paku lebih rumit jika dibandingkan dengan tumbuhan berpembuluh lainnya. Proses reproduksi hanya akan terjadi jika cukup kandungan air di lingkungan hidupnya sampai proses reproduksi selesai. Akibatnya tumbuhan paku tidak akan bereproduksi jika kadar air di lingkungannya kurang.
Pteris merupakan pakis homospor yang mempunyai tipe gametofit yaitu tipe jantung, tipe gametofit ini yang paling umum. Protaliumnya berbentuk pipih, alat kelamin (gametangium) terletak pada permukaan ventral (bawah), arkegonium biasanya terletak didekat takik, anteridium umumnya terletak di antara rizoid.
Tidak semua daun pada Pteris memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, ciklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks, dan daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril.

Menurut fungsinya tumbuhan paku ini terbagi menjadi 2 macam yaitu :

    1. Daun tropofil (daun steril) atau tidak terdapat spora. Daun ini banyak mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan hanya untuk proses fotosintesis.
    2. Daun sporofil (daun fertile) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium.

Daun Pteris yang tidak mempunyai spora (steril)

Daun Pteris yang mempunyai spora (fertile)

Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis dan merupakan daun monomorfik, berkumpul atau berdekatan, berukuran 1-20 dm.
Sorus dilindungi oleh indusium palsu yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.
Sorinya tersebar dipermukaan daunnya, sepanjang uratnya dan membentuk barisan yang tidak tertutup. Pada jenis Pteris tertentu sorinya berwarna kuning emas, dan karena hampir seluruh permukaan bawah tertutup oleh sori, maka warnannya menjadi kuning emas. Warna dari sporanya bermacam-macam tergantung jenisnya diantaranya yaitu cokelat, trilete, tetrahedral, rugate dan tuberculate, biasanya dengan tonjolan yang mengarah ke pinggi.
Sporangia intramarginal, sori biasanya saling bersinambungan atau saling melekat satu sama lain kecuali pada segmen pinna atau puncak dan sinus, terdapat paraphyses.

GAMET
Gametofit berukuran sangat kecil hanya setengah inchi dan dapat diamati dengan menggunakan alat pembesar seperti mikroskop. Gametofit memiliki dua set organ reproduksi, antheridium (jantan) dan archegonium (betina). Antheridium berisi sperma sedangkan archegonium berisi sel telur, masing-masing terletak di permukaan gametofitnya. Sperma akan bergerak kearah sel telur jika lingkungan sekitar dalam keadaan lembab.

SIKLUS HIDUP

HOMOSPOR

Spora yang jatuh ditempat sesuai akan tumbuh menjadi badan berbentuk lembaran yang disebut prothalium atau gametofit. Spora layaknya biji pada tanaman tingkat tinggi. Biji yang tumbuh menjadi menjadi tanaman dewasa, sedangkan spora tumbuh menjadi prothalium atau gametofit.
Ketika sperma bertemu dengan sel telur terjadi penggabungan materi genetik dihasilkan sel dengan materi genetik yang lengkap. Sel gabungan ini (zigot) merupakan awal dari pertumbuhan tanaman paku. Zigot ini terletak di dalam dan dilindungi oleh struktur gametofit, selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit atau paku dewasa.
Tumbuhan paku memiliki dua bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit (n), dan bentuk sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara pergiliran keturunan sporofit dengan keturunan gametofit yang dikenal dengan istilag metagenesis.
Ciri generasi gametofit:
1. Spora yang jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi prothalium.
2. Prothalium merupakan lembaran yang berbentuk hati, pada permukaan bawah terdapat rhizoid, permukaan atas terdapat gamet (antheridia dan archegonia)

KUNCI IDENTIFIKASI MASING-MASING MARGA

Menurut  M. Tagawa dan K. Iwatsuki (1985), kunci identifikasi untuk masing-masing marga dari Pteridaceae ada 3, yaitu:

1. Sporangia di dalam sori linier di sepanjang tepi daun–Pteris
1. Sporangia tidak di dalam sori, tersebar di seluruh permukaan yang lebih rendah
2. Pakis mangrove; pembuluh darah anastomising kopius–Acrrostichum
2. Pakis epifitik; pembuluh darah berbentuk areoles kostal, pembuluh darah lain bebas–Stenochlaena

Acrrostichum sp.

Stenochlaena sp.
MANFAAT
Dari segi keindahan jenis ini cukup berpotensi untuk tanaman hias. Pemeliharaannya pun tidak terlalu sukar. Sebenarnya jenis ini berasal dari Amerika tropis, dan didatangkan untuk tanaman hias. Jenis paku ini pun lebih banyak digunakan sebagai tanaman ground cover apabila ditanam secara bergerombol, karena mempunyai perawakan yang kecil dan pendek.

REFERENSI

A.K. Dalli, G. Saha, U. Chakraborty. 2007. Characterization of Antimicrobial Compounds from a Common Fern, Pteris biaurita. Indian Journal of Experimental Biology Vol. 45, March 2007, pp.285-290

Hao-Bin Hu, Xu-Dong Zheng, Hong Cao. 2006. Xanthone O-Glosides from the Roots of Pteris multifida. Journal of the Chinese Chemical Society, 2006, 53, 459-464

Retno Widhiastuti, T. Alief Aththorick, Wina Dyah Puspita Sari. 2006. Struktur dan Komposisi Tumbuhan Paku-Pakuan di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Jurnal Biologi Sumatera, Vol. B8 No.2, Juli 2006, hlm 38-41. ISSN 190-5537

Tagawa, K. dan Iwatsuki, K. 1985. Flora of Thailand Volume Three Part Two Pterydophytes. Bangkok: Phon Phan Printing Company

Trina E. Tallei, Farha Dapas, Dina Fitriani. 2008. Kajian Beberapa Jenis Tumbuhan Paku sebagai Bioakumulator Arsen. Pasific Journal, Vol 1(3), September 2008, hlm 263-267. ISSN 1907-9672

Xiao-MingWan, Mei Lei, Ze-Chun Huang, Tong-Bin Chen, Ying-Ru Liu. 2010. Sexual Propagation Of Pteris vittata L. Influeced By PH, Calcium, and Temperature. International Journal of Phytoremediation, 12:85-95, 2010. ISSN 1907-9672

dosa ga sih??!!!


itu pertanyaan gw sekarang.
gw kangen ma dia.
dia yang pernah bahkan (mungkin masih) berarti buat gw.
salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam hidup gw. percintaan gw.

kalo kata orang, seseatu yang diawali dengan cara ga baik, maka akhirnya pun bakal ga baik juga.
keknya it deh yang terjadi ma gw.

gw bakal cerita.
tapi gw ga bakal nyebut “merek”

hubungan gw sama dia berawal dari hal yang kurang bahkan ga baik.

kita sebut aja dia badak. orang yang berarti buat gw itu.

awalnya gini.
suatu hari entah tanggal hari jam berapa, gw lagi ada di rumah sahabat yang udah gw anggep kek kembaran gw sendiri.
dia minjem hp gw buat nyatet nomer hp temen sekolahnya dia, coz temennya itu minta biar kembaran gw itu nge-add mxitnya dia.

karena gw anaknya iseng binti jahil, gw save nope temen satu sekolah kembaran gw itu. gw jg nnya namanya siapa ma kembaran gw.
cowok ternyata. itu nomernya badak n temen sekelasnya.

pada saat itu gw jg dah punya pacar. sebut aja “ucok”. ya, dia emang berdarah sumatera utara.

mungkin bakat setia gw itu belum muncul x ya.. makanya gw selalu “memperbanyak” teman laki – laki.
dengan berbagi tujuan. salah satunya, biar kalo putus langsung ada gantinya. yah minimal pelarian.
licik banget ya gw.

oke kembali ke cerita tadi.

pada hari itu juga, kembaran gw nyuruh gw maen mxit jg.
akhirnya mpe rumah gw ngedonlod deh tuh aplikasi chating.
karena gw blom da temen, gw nge-add id kembaran gw itu. tapi masa iya kontak gw cuma dia doang.

gw inget ma beberapa nope temen kembaran gw yang dah gw save di phonebook tadi.
gw add mereka jg deh.

selain lewat mxit, waktu itu juga musimnya friendster.
friend gw jg dikit di fs.
gw liat aja temen – temen kembaran gw. sapa tau ad yang gw kenal jg. coz gw ma kembaran gw pan satu smp.
akhirnya gw add deh beberapa orang.
termasuk fs-nya badak.
gw add jg fs dia.

disitu udah keliatan kalo badak itu dah punya cewek.
keliatan dari comments-nya.

gw ngerasa gmn gt, bete aja begitu tau kalo badak emang udah punya cewek.
kembaran gw juga dah bilang sebelumnya.

gw pikir, knp ru bete?
pan gw dah punya cwo.
si ucok.

itu juga alesan yang bikin gw tetep berani komen ke fs-nya badak.

si badak ngebales, ya udah gw ladenin.

to be continue

pegel, kesel tapi ga boleh nyesel


huaaaa…..
perpisahan ma leptop dah bikin gw kreziiyyy.

pasalnya, gw berpisah ketika gw dapet tugas yg banyakkk.
ribet. njelumet. bikin mumet.

make mouse ternyata pegel banget, beda klo di leptop.
mungkin ini efek dari terlalu lama.a gw ga pke kompie..
tapi masa’ mpe encok gini sih.

kesel juga karena gw bru ngeservis leptop gw sekarang,
knp ga kmren”
wktu gw blom banyak tugas.

yah, ga boleh nyesel dong.
ga da rugi.a gw ngeservis tu leptop sekarang.
cozzz..
1. mlm jumat, 180310
di asrama gw ada razia.
catokan gw kena.
coba klo ada leptop jg.
sapa yg bisa ngejamin klo leptop gw itu lolos dari penelusuran para musyrifah dan aparan keamanan kampus pada jam 1 pagi itu.

2. silaturahim ma om gw,
3. bisa jalan ma ka ayiek,
4. make notebook.a ka lukman,
5. silaturahim ma abang warnet.a
hhahahahah

ga boleh munafik


ya. itu emang harus dimiliki oleh kita semua (seharusnya).
tapi entah kenapa kebanyakan orang (termasuk gw) masih ga menganut paham itu.
banyak alasannya. tapi yang paling umum, apalagi kalo bukan gengsi.
iya emang itu penyakit yang paling menghambat umat manusia untuk maju.
tapi bukan suatu dosa juga kalo kita (punya) sifat itu.

sebenernya apa sih yang bikin manusia begitu punya sifat gengsi??
kalo nanya ma gw, gw juga bingung.

tapi gw sebagai makhluk tuhan yang selalu berusaha untuk jadi semakin baik agar jadi terbaik, gw akan berusaha ngurangin sifat itu sedikit demi sedikit.
karena gw tau dan sadar kalo itu ngerugiin gw sendiri.

yahhh..
bismillah

Peralihan Fungsi Kampus


Kampus….. Ya!! Tempat yang sejatinya adalah sebagai “lahan ” untuk menuntut ilmu, kini sudah tak bekerja selayaknya fungsi utama ketika didirikan. Mengapa bisa begitu ??!!! Beragam penyebabnya.

Perubahan “kodrat” atau kami lebih senang menyebutnya “peralihan fungsi kampus”, bisa ke arah positif maupun negatif. Merupakan kabar gembira apabila peralihan yang terjadi tersebut adalah ke arah positif dan tentu saja merupakan kabar menyedihkan bahkan bisa mengenaskan jika peralihan yang terjadi justru ke arah negatif. Contoh peralihan fungsi kampus yang mengarah positif salah satunya dengan adanya “sales(man/woman)” yang menjajakan dagangannya dengan cara yang berbeda dengan pedagang seperti yang ada di pasar pada umumnya, atau istilah kerennya member of MLM (Multi Level Marketing) dari berbagai macam produk, baik kosmetik maupun aksesoris. Banyak keuntungan yang bisa didapat apabila mahasiswa mengikuti hal tersebut. Menjadi pengusaha mikro salah satunya.

Peralihan fungsi kampus yang bersifat negatif memiliki keberagaman. Salah satunya adalah menjadikan kampus sebagai lahan unjuk kebolehan dalam berbagai hal yang konotasinya lebih mengarah ke jalur negatif. Salah satunya unjuk kebolehan dalam kepemilikan pasangan. Jadi, bukan suatu hal yang aneh apabila kampus merupakan lahan paling subur untuk menyampaikan hasrat gejolak muda mahasiswa ini. Hal ini terjadi hampir diseluruh kampus, tidak terkecuali kampus kami, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Meskipun tergolong universitas negeri bahkan terdapat predikat Islam ditengah namanya, kampus ini tidak terlepas dari fenomena perjodohan tersebut. Tidak pandang semester, dari junior hingga senior, hampir sebagian turut andil peran dalam hal ini.

Karena responden tergolong mahasiswa junior, maka kami hanya akan mengulas yang terjadi ditengah – tengah dan sepenglihatan kami.

Hal tersebut mungkin bukan suatu hal yang asing di telinga kita, karena mungkin bukan hanya di lembaga pendidikan tinggi hal ini terjadi, di tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA) pun sudah banyak dijumpai fenomena semacam ini. Tapi apakah kita hanya akan diam saja melihat putra – putri calon penerus bangsa melalaikan tugasnya.

Berdasarkan hasil pantauan, interview dan data – data yang kami peroleh, fakta perjodohan yang merupakan salah satu dampak dari peralihan kampus yang bersifat negatif tersebut, disebabkan oleh kejenuhan ‘si subjek junior’ dengan kegiatan ma’had (asrama), bahkan merasa terkekangnya ‘si subjek senior’ akan peraturan yang ada. Tapi fenomena tersebut juga terjadi karena adanya kesempatan (kerenggangan) yang ditemukan oleh pelaku.

Solusi yang kami tawarkan untuk permasalahan tersebut antara lain adanya variasi kegiatan di ma’had, peraturan yang dibuat lebih bersifat persuasif dan juga lebih diperketatnya penjagaan di dalam kampus itu sendiri.

Hal ini dilakukan selain untuk menjaga citra kampus dimata masyarakat, juga lebih meminimalisir kemungkinan – kemungkinan buruk (misalnya zina) yang akan terjadi yang akan merusak citra kampus dimata masyarakat.

Karena dalam Al – Qurán juga telah dijelaskan bahwa kita harus menjauhi zina dan mencegah hal – hal yang dapat memancing terjadinya zina.

5. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (Al – Israa : 5)